Minggu, 17 Agustus 2014

Apakah Bisikan Hati Dihisab?

Berkat risalah Muhammad SAW yang penuh cinta dan kasih sayang, Allah memberi kita keringanan. Selama kejahatan hanya terlintas dihati, belum nyata dalam perbuatan, dan kita tidak mengakuinya, Allah tidak mengancam kita dengan siksa. Bisikan hati saja tidak membuat seorang muslim disiksa.

Pada awalnya, bisikan hati diperhitungkan Allah.
" Kepunyaan Allah segala yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dan, jika kamu melahirkan apa yang ada di hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan denganmu tentang itu.
Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. " QS. Al-Baqarah(2) : 284

Tetapi dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, Allah memberi kita keringanan. Ayat ini kemudian digantikan oleh ayat lain yang turun sesudahnya,
" Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala ( dari kebajikan ) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa ( dari kejahatan ) yang dikerjakannya. " QS. Al-Baqarah (2) : 286

Dengan demikian, bisikan hati tidak diperhitungkan sebelum menjadi perbuatan atau diakui benar. Sebab, mengakui benar sama dengan mengerjakan. Jika seseorang berprasangka buruk kepada orang lain, dan ia mengakui bahwa hal itu benar, maka pengakuannya terhitung dosa.

Akan tetapi, bagi orang-orang yang tengah menempuh perjalanan menuju Allah, dan ingin mendekatkan diri kepada Allah, masalahnya tidak sebatas itu. Meskipun bisikan hati tidak diperhitungkan, tetapi mereka tahu bahwa setiap perbuatan baik atau buruk berawal dari bisikan hati. Karena itu, mereka selalu menginstropeksi diri atas setiap bisikan hati mereka sebelum menjadi tindakan nyata.

Habib Ali al-Jufri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger